Sejumlah kota di pesisir di China mulai mengetes ikan yang bakal jadi bahan seafood via metode swab PCR demi mencegah penyebaran varian virus corona Omicron. Videonya pun viral di media sosial dan menuai cibiran netizen.
China sendiri menerapkan strategi nol kasus Covid sejak awal pandemi. Hal itu bahkan memicu buka tutup lockdown di beberapa wilayah hingga kini.
Xiamen, kota wisata yang terletak di Fujian, memerintahkan tes PCR terhadap nelayan dan hasil tangkapan mereka setelah kembali dari laut.
"Kami mengetes manusia serta apa yang mereka tangkap bersamaan, tes [PCR dilakukan terhadap] sampel untuk tumpukan seafood yang sama," ungkap salah satu staf Kantor Pengembangan Kelautan Kota Xiamen, kepada South China Morning Post, Kamis (18/8).
"Kami bukan satu-satunya wilayah yang melakukan ini (swab). Kami mengambil pelajaran dari Hainan yang menjadi saksi wabah serius. Katanya ini kemungkinan dipicu oleh transaksi hasil laut antara nelayan lokal dengan kolega mereka di luar negeri," jelas dia.
Selama akhir pekan, Hainan Daily, surat kabar resmi provinsi Hainan, melaporkan bahwa pekerja medis di kota Danzhou melakukan penapisan terhadap ikan di kapal nelayan.
Saat itu, kota tersebut tengah di-lockdown total usai temuan infeksi baru Corona di Sanya pada awal Agustus. Hingga Rabu (17/8), provinsi tersebut telah melaporkan sekitar 14.000 kasus lokal, termasuk sekitar 8.000 kasus tanpa gejala.
Hal itu, kata Pemprov setempat, disebut terkait subvarian Omicron yang pertama kali ditemukan di China, yang "sangat mungkin" diimpor lewat transaksi makanan laut antara nelayan lokal dan asing, kata pemerintah provinsi pada konferensi media pada 4 Agustus.
Sebuah video pekerja medis dari kota mengumpulkan sampel dari makanan laut hidup untuk tes Covid-19 pun menjadi viral di media sosial.
Dalam video tersebut terlihat para pekerja yang mengenakan baju hazmat putih lengkap memasukkan cotton bud ke dalam mulut ikan, serta menggosok tubuh kepiting dan udang dengan alat medis yang sama.
Warganet pun ramai-ramai mencibirnya sebagai bentuk ketakutan berlebih. "Total paranoia," cetus akun @OleGaspar.
Senada, @keepfishman menyindir sambil mempertanyakan peluang ikan memakai masker.
"Do the fishes get N95 to protect against the virus?" kicaunya.
Sementara, akun @sa1302x menyinggung soal virus yang mestinya mati saat dipanaskan pada suhu tertentu.
"A study published in The Lancet Microbe looked at how temperature affected high amounts of SARS-CoV-2 in laboratory media. The researchers found that the virus was killed after 5 minutes at 70°C (158°F). Unless seafood are eaten raw then people will get infected."
Operasi sejenis dilakukan di pasar seafood di Shanghai pada akhir Maret.
Selain seafood, tes PCR dilakukan terhadap berbagai hewan, termasuk ayam dan kucing, di seluruh China selama beberapa tahun terakhir. Pejabat kesehatan China sering mengaitkan kasus impor dengan makanan dan surat.
Namun, bulan lalu, Dewan Negara (State Councul) mengatakan penelitian terbaru menunjukkan virus corona akan mati di sebagian besar permukaan dalam satu hari. Selain itu, Dewan memerintahkan untuk menghentikan pengujian barang impor yang diangkut pada suhu di atas 10 derajat Celcius.
(tim/arh)Viral Video Nakes China Tes PCR Ikan, Warganet Sindir Paranoia - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment