Rechercher dans ce blog

Saturday, December 10, 2022

Fenomena 'Laut Terbelah' di Suramadu yang Pernah Viral - detikJatim

Surabaya -

Di awal 2019, ada fenomena 'laut terbelah' di Suramadu. Gradasi warna air laut di bawah jembatan itu sampai viral di media sosial.

Akun Instagram @ndorobeii mengunggah video singkat mengenai gradasi warna air laut di bawah Jembatan Suramadu, pada Selasa (19/3/2019) malam. Dalam video tersebut, laut tampak terbelah menjadi dua bagian.

Ada bagian laut yang berwarna hitam. Sedangkan bagian lainnya cenderung berwarna lebih terang.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Perak Surabaya Ady Hermanto mengatakan, fenomena 'laut terbelah' di bawah Suramadu bernama Halocline. Fenomena itu biasa terjadi.

"Ya memang benar gradasi warna itu fenomena yang biasa terjadi, karena ketika ada aliran muara sungai di daerah sekitar itu, memang gradasi warna itu terjadi karena perbedaan densitas (massa jenis air) air laut," kata Ady saat dihubungi detikcom, Rabu (20/3/2019).

Persis di sekitar Jembatan Suramadu ada pertemuan antara air laut Selat Madura dan air tawar yang berasal dari Kalimas. Itu yang menyebabkan adanya gradasi warna air laut.

"Pelabuhan Ujung Muara Kalimas kan ada di situ. Air yang keluar di situ kemudian bertemu dengan air laut yang di Selat Madura. Jadi, massa jenis air laut tidak bisa bersatu. Itulah kenapa di situ sering terjadi Halocline," tambahnya.

Menurut Ady, gradasi warna yang terjadi di Selat Madura merupakan hal biasa. Selain itu, ia juga menegaskan Halocline tidak berdampak dan bukan pertanda sesuatu yang harus dikhawatirkan.

"Sebenarnya hal ini terjadi tiap hari. Jadi kalau lewat Suramadu pasti akan melihat itu. Biasanya cukup lama. Gradasi warna juga tergantung dari kadar garam juga. Dan itu hal biasa," lanjutnya.

Kemudian Ady melanjutkan, Halocline hanya bisa dilihat dari ketinggian tertentu saja. Gradasi warna terlihat dari Jembatan Suramadu karena memiliki tinggi sekitar 35 meter dari laut.

"Kalau pas di lautnya (didatangi), pudar. Karena ada parallax namanya sudut pandang yang terlalu jauh jadi kalau melihat harus di ketinggian tertentu. Dan perahu-perahu nelayan memang tidak terlalu bisa melihat," kata Ady.

Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS) turut angkat suara terkait viralnya video Halocline. BPWS mencatat, fenomena 'laut terbelah' yang terjadi di bawah Suramadu membentang sepanjang 60 kilometer.

"Ini hal yang biasa sebenarnya. Sudah sering terjadi. Kemarin skalanya lebih memanjang, terpantau sampai Sampang. Sampang itu sekitar 60 kilometer dari sini arah ke Madura," kata Kasubdiv Humas BPWS Faisal Yasir Arifin kepada detikcom, waktu itu.

Gradasi warna air laut seperti terbelah tidak hanya terjadi di sekitar Jembatan Suramadu. Fenomena yang disebut Halocline juga terjadi di Perairan Pasuruan.

Menurut Kasubnit Lidik Polair Pasuruan Aipda Laswanto, fenomena laut tersebut biasanya terjadi mulai dari Perairan Kraton hingga Perairan Juanda. Jaraknya membentang mencapai 20 kilometer.

"Fenomena seperti yang di Suramadu yang viral itu juga ada di Pasuruan. Saya beberapa kali pernah melihat. Tapi tidak setiap hari terjadi ya," kata Laswanto.

Simak Video "Ngobrol Pintar BRIlianpreneur Episode 3"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/iwd)

Adblock test (Why?)


Fenomena 'Laut Terbelah' di Suramadu yang Pernah Viral - detikJatim
Read More

No comments:

Post a Comment

Bareskrim Tangkap Bos Robot Trading Viral Blast yang Rugikan Member Rp 1,2 T - detikNews

Jakarta - Bareskrim Polri menangkap tersangka kasus robot trading Viral Blast , Putra Wibowo alias PW. Putra ditetapkan masuk daftar penc...