KOMPAS.com - Sebuah video yang mengimbau agar tak keluar rumah di malam hari saat 21 Desember 2022, ramai di media sosial.
Diunggah oleh akun TikTok ini pada Rabu (14/12/2022), pengunggah dalam video menuliskan bahwa malam itu akan ada teror Gola di Gorontalo.
"Hati-hati tanggal 21 Desember ini, jangan keluar malam. Teror 'Gola' Hantui Warga Gorontalo," terang pengunggah.
"kalau mau selamat jgn keluar malam," tulis dalam video tersebut.
Video ini pun menuai beragam komentar dari warganet TikTok. Beberapa menyangsikan akan ada teror Gola dan menyebutnya mitos.
Di sisi lain, warganet juga mengatakan bahwa 21 Desember merupakan fenomena solstis yang tidak membahayakan.
"mitos kocak kata para ahli itu tidak membahayakan," komentar warganet lain.
"kata siapa bang tanggal 21 ada teror Gola?? tanggal 21 itu ada fenomena solstis bang bukan teror gola," ujar warganet.
Hingga Senin (19/12/2022), unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 36.000 kali dan disukai lebih dari 700 pengguna TikTok.
Lantas, benarkah akan ada teror Gola di Gorontalo pada 21 Desember malam mendatang?
Baca juga: 21 Desember Tidak Boleh Keluar Rumah karena Ada Fenomena Solstis, Benarkah?
Baca juga: Fenomena Solstis 22 Desember, Ini Negara dengan Durasi Siang Terpanjang di Dunia
Penjelasan polisi
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Gorontalo (Kabid Humas Polda Gorontalo) Kombes Wahyu Tri Cahyono, mengaku belum paham apa itu Gola.
Berdasarkan informasi dari masyarakat asli Gorontalo, kata dia, Gola hanyalah mitos.
"Karena sejauh ini kami belum pernah mendapat bukti ataupun laporan tentang Gola, hanya saja disebarkan oleh masyarakat melalui media sosial sehingga menimbulkan keresahan," papar Wahyu, saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/12/2022).
Wahyu menuturkan, beberapa waktu lalu terdapat informasi bahwa ada seseorang yang mengetuk pintu saat tengah malam di wilayah Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.
Informasi tersebut tersebar di media sosial dengan narasi teror Gola dan sukses menjadi perbincangan masyarakat.
"Menyikapi hal tersebut, sebaiknya masyarakat tidak perlu resah. Namun silakan isu tersebut disikapi dengan meningkatkan sistem keamanan lingkungan masing-masing," ujar dia.
Menurut Wahyu, masyarakat bisa mulai menanamkan kepedulian terhadap keamanan di lingkungannya.
Di samping itu, jajaran Polda dan Polres juga secara rutin melaksanakan giat patroli.
Oleh karenanya, apabila mendapati hal-hal yang mencurigakan, sebaiknya lapor ke kepolisian terdekat.
"Hotline layanan pengaduan juga sudah kami sebarkan, untuk memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk melapor atau mengadu jika terjadi sesuatu di lingkungannya," tuturnya.
Baca juga: Penjelasan BRIN soal 21 Desember Tidak Boleh Keluar Rumah karena Ada Fenomena Solstis
22 Desember terdapat fenomena solstis, bukan gola
Terpisah, peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang, menanyakan apa hubungan 21 Desember dengan teror Gola di Gorontalo.
Menurut dia, Desember mendatang akan ada fenomena solstis yang terjadi pada 22 Desember pukul 04.49.14 WIB atau 05.49.14 WITA atau 06.49.14 WIT.
Saat fenomena terjadi, salah satu dampak yang dirasakan manusia adalah perbedaan durasi siang dan malam.
Di belahan Bumi utara Indonesia, kata dia, panjang siang akan menjadi lebih pendek, sedangkan durasi malam akan lebih lama.
Sebaliknya, di wilayah Indonesia yang berada di belahan Bumi selatan, akan mengalami durasi siang lebih panjang dan malam lebih pendek.
"Kaitannya apa? Apa karena mentang-mentang di Gorontalo kan belahan utara, panjang siangnya siangnya lebih pendek daripada malam?" kata Andi, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (19/12/2022) malam.
"Apa artinya itu penculik anak (Gola) bisa bebas berkeliaran dan menculik anak saat malam lebih yang panjang?" lanjut dia.
Jika benar akan ada Gola, Andi pun mempertanyakan kondisi kota lain di Indonesia yang juga berada di belahan Bumi utara, seperti Binjai, Tarakan, dan Lhokseumawe.
Baca juga: Bukan 21 Desember, melainkan 22 Desember, Ini Dampak Fenomena Solstis bagi Manusia
Dia menjelaskan, fenomena solstis adalah peristiwa saat Matahari berada paling utara atau paling selatan ketika mengalami gerak semu tahunannya.
Disebabkan sumbu rotasi Bumi yang miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika, solstis terjadi dua kali dalam setahun, yakni Juni dan Desember.
Adapun secara umum, solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari ketika terbit, berkulminasi, dan terbenam.
Fenomena ini juga berdampak pada intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi, pada panjang siang dan malam, serta pergantian musim.
"Dampak solstis yang dirasakan oleh manusia tentu tidak seekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan yang disinformatif dan menyesatkan," tegas Andi.
Tidak ada larangan keluar rumah
Oleh karena itu, tidak ada larangan bagi manusia untuk keluar rumah saat fenomena solstis.
Berikut sejumlah dampak solstis yang akan terjadi pada 22 Desember 2022 mendatang:
- Panjang siang (dari Matahari terbit ke terbenam) akan lebih panjang daripada panjang malam (dari Matahari terbenam ke terbit) untuk belahan Bumi selatan.
- Panjang siang akan lebih pendek dibandingkan dengan panjang malam untuk belahan Bumi utara.
- Terjadi fenomena Matahari Tengah Malam atau Midnight Sun di wilayah kutub selatan. Hal ini karena kutub selatan condong ke Matahari, sehingga seluruh bagian kutub disinari Matahari. Panjang siang di wilayah kutub selatan menjadi 24 jam.
- Di wilayah kutub utara akan terjadi fenomena Malam Kutub atau Polar Night. Hal ini karena kutub utara menjauhi Matahari, sehingga seluruh bagian kutub tidak disinari Matahari. Panjang malam di wilayah kutub utara menjadi 24 jam.
- Terjadi puncak musim panas di lintang sedang belahan Bumi selatan, sedangkan di lintang sedang belahan Bumi utara terjadi puncak musim dingin.
- Untuk lintang rendah, baik di belahan Bumi utara maupun belahan Bumi selatan, terjadi puncak musim penghujan.
Viral, Video Sebut 21 Desember Tak Boleh Keluar Rumah karena Teror Gola Gorontalo - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment