Rechercher dans ce blog

Thursday, August 31, 2023

Viral Guru Gunduli 14 Siswi karena Ciput, DPR Sarankan Pelatihan Karakter - detikcom

Jakarta -

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan 14 siswi yang digunduli gurunya karena tidak memakai ciput saat memakai jilbab. Kejadian ini terjadi di SMP Negeri 1 Sukodadi Lamongan dan dilakukan oleh guru bahasa Inggris.

Kasus tersebut menuai beragam tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari anggota Komisi X DPR RI, Illiza Sa'aduddin Djamal.

"Mendidik memang tidak mudah. Tetapi sebagai pendidik, seorang guru seharusnya bisa lebih menahan diri, tidak memakai ciput bukanlah suatu pelanggaran. Itu hanya sebuah mode dan pelengkap dalam berhijab," kata Illiza dalam Antara dikutip Selasa (29/8/2023).

"Apapun alasannya tindakan seperti itu tentu tidak dibenarkan dalam pendidikan. Sebaiknya mereka diberikan peringatan terlebih dahulu, kemudian diedukasi bagaimana mengenakan hijab yang benar dan tentu saja tidak mengedepankan emosi semata," sambungnya.

Menurut anggota DPR asal Aceh itu, pemerintah dan pihak sekolah seharusnya bisa menciptakan sekolah aman dan inklusif. Untuk mewujudkan hal itu, ia menilai para guru juga harus mendapatkan pelatihan karakter dan etika mulia.

"Kami menilai pemerintah juga untuk menjadi sikap dan tingkah laku guru selaku pendidik akhlak mulia harus menjadi indikator penilaian para guru," jelasnya.

Usia Remaja Butuh Diayomi Bukan Dipaksa

Pakar pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Holy Ichda Wahyuni, juga memberikan tanggapannya. Menurutnya, kekerasan bukanlah solusi dalam pendidikan karakter.

Ia menyinggung konsep pendidikan humanis yang dibawa oleh Ki Hajar Dewantara. Konsep itu menggaungkan pendidikan sebagai tujuan untuk mencerdaskan anak bangsa, membangun keterampilan, dan karakter dilakukan dengan cara yang memanusiakan manusia.

"Zaman sudah berganti, banyak pendekatan yang bisa diterapkan untuk mendidik karakter siswa atau anak, apalagi konteksnya anak remaja,"ujar Holy dalam laman UM Surabaya.

Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) itu menambahkan, pendekatan secara kultural, personal, dan dengan penuturan yang bersahabat, bisa menghasilkan respons yang lebih positif. Holy menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa di mana seorang anak membutuhkan figur teman yang mengayomi, bukan figur pendikte terlebih dengan paksaan.

"Persoalan kesempurnaan dalam berhijab, seharusnya guru bisa memakai cara lain daripada dengan membotaki rambut yang tentu akan meninggalkan rasa trauma pada anak," tegasnya.

Simak Video "Rambut Belasan Siswi SMP Sukodadi Dicukur Pitak Gegara Tak Berciput"
[Gambas:Video 20detik]
(nir/nwy)

Adblock test (Why?)


Viral Guru Gunduli 14 Siswi karena Ciput, DPR Sarankan Pelatihan Karakter - detikcom
Read More

No comments:

Post a Comment

Bareskrim Tangkap Bos Robot Trading Viral Blast yang Rugikan Member Rp 1,2 T - detikNews

Jakarta - Bareskrim Polri menangkap tersangka kasus robot trading Viral Blast , Putra Wibowo alias PW. Putra ditetapkan masuk daftar penc...