Sebuah video penganiayaan terhadap seorang anak viral. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menegaskan penganiayaan tersebut tidak terjadi di Indonesia.
Dilihat detikcom, Senin (6/12/2021), tampak seorang pria dewasa memukuli seorang anak dengan balok kayu. Anak tersebut terdengar menangis dan menjerit kesakitan.
Namun, sang pria dewasa yang diduga ayah anak tersebut terus memukuli sekujur tubuh anak itu. Bahkan sang ayah terus memukul hingga kayu di tangannya patah.
Dalam video itu juga terdengar anak lain tengah menyaksikan penganiayaan itu. Anak tersebut terdengar menangis dan terus-terusan memanggil 'papa'.
Beredarnya video penganiayaan itu pun membuat KPAI turun tangan. KPAI juga menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menelusuri peristiwa tersebut.
"Seminggu ini, viral di media sosial video kekerasan. Banyak masyarakat bertanya ke KPAI untuk mendapatkan penjelasan di mana titik lokasi kejadian yang sebenarnya," kata Ketua KPAI Susanto kepada wartawan.
"KPAI secara cepat menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara untuk menelusuri video dimaksud," imbuhnya.
Dari hasil penelusuran, Susanto mengungkapkan peristiwa tersebut bukan terjadi di Indonesia. Peristiwa kekerasan tersebut, kata dia, terjadi di India.
"Hasil telaah dan pebdalaman Badan Siber, kejadian dalam video tersebut bukan di Indonesia tetapi di India (Charitnaka). Tersangka adalah Ashok Ghante, korban masih usia anak. Saat ini kasusnya sudah ditangani kepolisian," ungkap Susanto.
Susanto melanjutkan, saat ini kasus tersebut sudah ditangani oleh kepolisian India. Sang ayah, lanjutnya, juga sudah ditangkap.
"Dalam kasus ini, sekarang ibu dari anak tersebut telah mengajukan kasus terhadap suaminya sendiri. Polisi telah menangkap ayah tersangka," kata dia.
Susanto pun mengimbau masyarakat untuk tidak lagi memviralkan video kekerasan tersebut.
"Kami mengimbau kepada masyarakat luas agar tidak menviralkan video dimaksud," pungkas Susanto.
(mae/fjp)Viral Video Ayah Pukuli Anak Pakai Balok Kayu, Begini Faktanya - detikNews
Read More
No comments:
Post a Comment