Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang merekam oknum pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN) diduga memukul seorang pengendara sepeda motor viral di media sosial. Video tersebut salah satunya diunggah akun Instagram @jurnalispmj pada 7 November 2023.
Dalam video terlihat suasana kericuhan sesama pengendara sepeda motor di pinggir jalan raya. Seorang pengendara terlihat terluka di bagian dahinya. Sementara, pengendara berbaju merah yang diduga oknum pegawai BNN terlihat menunjuk-nunjuk pengendara yang terluka tersebut.
"Gue laporin ke polisi ya," kata pengendara yang terluka dikutip dari video tersebut.
"Panggil polisi, lo kira gue takut," jawab oknum pegawai BNN tersebut.
Pengendara sepeda motor lainnya terlihat melerai keributan kedua pengemudi tersebut. Mereka meminta kedua pengendara tersebut berhenti berkelahi.
"Sudah-sudah pak," kata pengemudi lainnya.
Dihimpun dari berbagai sumber, perselisihan kedua pengendara sepeda motor itu terjadi di kawasan Cawang, Jakarta Timur pada Senin 6 November 2023. Oknum petugas BNN tersebut bernama Pahala Damaris Tambunan, sedangkan korban pemukulan yakni Diki. Diduga, Pahala memukul korban menggunakan gagang senjata api.
Kasus tersebut akhirnya dilaporkan korban ke polisi. Usai diperiksa selama 12 jam, Pahala dan Diki sepakat berdamai.
"Saya menyampaikan permohonan maaf atas tindakan saya karena kesalahpahaman saja, dan proses mediasi sudah dilaksanakan di Polres Jakarta Timur. Kami sepakat untuk berdamai," kata Pahala kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu (8/11/2023).
Sementara, Kepala Biro Humas dan Protokol BNN, Brigjen Pol Sulistyo Pudjo Hartono membenarkan peristiwa anak buahnya yang terlibat keributan dengan pengendara motor di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Meski telah berdamai dengan korban, kata Pudjo, Pahala tetap akan diproses oleh inspektorat.
"Kasus ini juga akan diproses oleh inspektorat untuk dilihat sampai tingkat mana pelanggarannya. Tetapi secara umum telah terjadi kesepakatan antara saudara Pahala dan Diki untuk tidak melanjutkan ke jalur hukum," ucap Pudjo kepada wartawan di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
BNN Sebut Penggunaan Narkotika di Kalangan Mahasiswa Naik Sejak 2021
Tingkat penggunaan narkotika di kalangan mahasiswa di Indonesia naik sejak 2021. Hal itu diungkap Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia Komisaris Jenderal Petrus Reinhard Golose.
"Hasil privalensi dari sebelum 2019 itu 1,1 persen. Kemudian sesudah 2021 itu 1,38 persen pelajar dan mahasiswa menggunakan narkotika di Indonesia," kata Golose saat memberikan kuliah umum kepada ribuan mahasiswa Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Bali, seperti dilansir Antara, Kamis 7 Oktober 2023.
Mantan Kapolda Bali itu mengatakan, dari semua wilayah di Indonesia, mahasiswa di Sumatera Utara menjadi yang paling banyak terdata menggunakan narkotika.
Namun, Kepala BNN RI itu tidak menyebutkan secara rinci angka perbandingan setiap daerahnya dan juga jenis narkoba yang paling banyak digunakan.
Menurut dia, data-data tersebut merupakan hasil penelitian BNN RI.
"Dari nilai privalensi tertinggi yang kami hitung itu Sumatera Utara berdasarkan penelitian," kata dia.
Oleh karena itu, sebagai leading sector pemberantasan narkotika, BNN RI terus menggelorakan program pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika (P4GN) termasuk salah satunya adalah program kampus bersinar (bersih narkotika).
Dia mengatakan pencegahan dengan pendekatan soft power approach sangat penting dan mendesak mengingat dari 1.212 jenis narkotika yang ada di dunia, 92 jenisnya sudah beredar di Indonesia. Hal itu diperparah lagi dengan munculnya narkoba jenis baru (new psychoactive substances/NPS).
"Ini menjadi konsen saya. Saya safari ke seluruh ke perguruan tinggi di Indonesia karena rasa kecintaan saya untuk generasi muda karena privalensi, peredaran narkotika cukup tinggi. Kita harus melakukan pendekatan lunak terutama mulai dari mahasiswa dan mahasiswi," kata Golose.
Viral Oknum Pegawai BNN Pukul Pemotor, Kasus Berakhir Damai di Polres Jaktim - Liputan6.com
Read More
No comments:
Post a Comment