KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan SPBU Pertamina diduga menjual Pertalite menggunakan dispenser Pertamax, viral di media sosial.
Video tersebut diunggah oleh akun TikTok ini pada Jumat (11/11/2022), dan dibagikan kembali di media sosial Instagram pada Selasa (15/11/2022).
"Pembodohan, penipuan penjualan BBM PERTALITE BERKEDOK PERTAMAX," tulis pengunggah TikTok.
Menurut keterangan unggahan Instagram, video tersebut diambil di salah satu SPBU Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Baca juga: Viral, Video Konvoi Pengendara Motor di Sragen Sambil Ayunkan Sajam, Ini Penjelasan Polisi
Tampak dalam video, seorang pria berbaju hitam tengah memegang botol air dalam kondisi kosong.
Kemudian, seorang pria berseragam polisi memegang nozel dispenser Pertamax dan mengarahkannya pada botol tersebut.
BBM pun keluar dan mengisi botol air mineral. Terlihat dalam video, BBM yang keluar dari nosel berwarna hijau.
"Ini Pertalite ini, hijau. Pertamax, dia biru," ujar suara dalam video tersebut.
"Jadi isinya apa ini, coba lihat Pertalite atau Pertamax. Pertalite toh? Tapi dia jual Pertamax, pompanya Pertamax, harga Pertamax. Ini meterannya juga Pertamax," lanjutnya.
Baca juga: Ramai Video Sebut Mengapa Prajurit TNI Saat Pulang ke Kampung Halaman Harus Pakai Seragam?
Lantas, bagaimana penjelasan Pertamina terkait hal ini?
Penjelasan Pertamina
Pjs Area Communications Relations dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan meluruskan informasi soal SPBU di Buton Utara yang diduga menjual BBM Pertalite berkedok Pertamax tersebut.
Peristiwa dalam video itu imbuhnya, terjadi pada Rabu (9/11/2022) sore, saat kepolisian memasukkan nozel Pertamax ke dalam botol dan warnanya mirip Pertalite.
Malam harinya, menurut Taufiq, polisi pun menyegel SPBU di Kecamatan Kalisusu, Kabupaten Buton Utara, Sultra tersebut.
"Kemudian Kamis (10/11/2022), tim dari Polres Buton Utara yang melakukan penyegelan membawa sampel dari SPBU untuk dilakukan pengujian lab," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/11/2022).
Baca juga: Viral, Unggahan Pertalite RON 90 Diuji dengan Alat Hanya 86, Ini Kata Pertamina dan Ahli
Uji lab sendiri dilakukan di Terminal BBM Baubau, Sultra, sekitar enam jam perjalanan dari Buton Utara.
Saat dilakukan pengetesan terhadap sampel, Taufiq mengatakan bahwa BBM tersebut sesuai dengan spesifikasi Pertamax.
Hanya saja, warna BBM dalam botol tampak mendekat hijau atau biru kehijau-hijauan.
"Kemudian, tim kita kan punya sampel ketika mengirimkan BBM ke SPBU tersebut, di sampelnya tidak ada masalah, warnanya biru, spesifikasinya juga sama, jadi tidak ada perubahan," ungkap dia.
Baca juga: Viral, Video Operator SPBU Dahulukan Isi Kendaraan Tak Antre, Ini Kata Pertamina
Hari berikutnya, pada Jumat (11/11/2022), tim dari Pertamina pun langsung berangkat untuk mengambil sampel dari tangki timbun SPBU dan dari nozel dispenser.
Setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur, BBM yang keluar dari nozel maupun diambil dari tangki timbun berwarna biru.
"Jadi kita justru bingung, kenapa pas di botol sampel dari polisi warnanya hijau, pas kita keluarin dari nosel warnanya biru. Padahal itu belum pernah ada perubahan sama sekali," kata Taufiq.
Setelah itu, melihat hasil pengecekan lab di Terminal BBM Baubau serta langsung di SPBU, pihak kepolisian pun melepaskan segel pada Sabtu (12/11/2022).
"Jadi Sabtu itu segel sudah dilepas, hari Minggu (13/11/2022), SPBU sudah beroperasi," tuturnya.
Baca juga: Ramai soal Instruksi Pertamina untuk Motor Thunder Hanya Bisa Isi Bensin Sekali Sehari, Benarkah?
Warna bukan indikator utama
Taufiq menjelaskan, warna bukanlah indikator satu-satunya spesifikasi BBM.
Untuk menentukan sebuah BBM masuk spesifikasi mana, harus dilakukan uji lab secara lengkap, termasuk berat jenis, nilai penguapan atau nilai kalor, dan beberapa parameter lain.
Dia menegaskan, semua produk Pertamina sudah memiliki spesifikasi sesuai Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Ditjen Migas Kementerian ESDM).
"Ditjen Migas mengeluarkan spesifikasi, kalau Pertalite itu berat jenis sekian sampai sekian, nilai kalor-nya sekian sampai sekian, karena itu diperuntukkan untuk mesin yang speknya 90," ungkap dia.
"Kalau Pertamax juga dikasih ambang batasnya," lanjut Taufiq.
Baca juga: Pertamax Disebut Lebih Irit dari Pertalite, Ini Alasannya
Menurut dia, Pertamina tidak pernah keluar dari spesifikasi. Bahkan, pihaknya selalu melakukan uji sampling di setiap tahapan sebelum sampai ke konsumen.
Pengujian sendiri dilakukan sebelum kapal melakukan pembongkaran di Terminal BBM. Dan apabila ternyata tidak sesuai spesifikasi, maka kapal akan ditolak.
Selanjutnya, sebelum tangki Pertamina keluar dari pagar Terminal BBM, pihaknya juga melakukan pengetesan sampel BBM.
"Kalau hasilnya ternyata tidak sesuai ya tidak jadi dikirim. Itu di sisi Pertamina," tutur dia.
Baca juga: Warga Mengeluh Pakai Pertalite Sekarang Cepat Habis, Ini Penjelasan Pertamina
Sementara di sisi SPBU, juga dilakukan uji kualitas dan kuantitas. Uji kualitas sama seperti pada tahapan sebelumnya, yakni untuk membuktikan apakah sesuai dengan spesifikasi.
Sedangkan quantity atau kuantitas, untuk mengecek apakah jumlah BBM yang diterima konsumen sama dengan yang dibeli.
"Pengecekan di SPBU setiap ada BBM masuk. Jadi intinya, sebelum dia melangkah ke proses selanjutnya, pasti dilakukan pengetesan," ungkap Taufiq.
Baca juga: Cara Mencairkan BLT BBM Rp 600.000 di Kantor Pos, Bawa Berkas Ini
Viral, Video SPBU di Buton Utara Diduga Jual Pertamax Ternyata Berisi Pertalite, Ini Kata Pertamina - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment