TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Apa yang dilakoni Ahmad Kholil, pemuda asal Dusun Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, sangat layak dicontoh.
Dia memang pedagang cilok. Tapi bukan pedagang cilok sembarangan. Meski hanya pelaku usaha kecil terobosan Digital Marketing ala Revolusi Industri 4.0.
Advertisement
Dalam jualan, Kholil, sapaan akrab Ahmad Kholil, mengoptimalkan akun media sosial Tiktok miliknya @Bakoel-Cilok. Kini dagangan ciloknya viral se viral-viralnya. Dan menjadi buah inovasi, kuliner nyamil buatannya laris diburu pelanggan.
“Pelanggan saya dari seluruh Banyuwangi. Ada dari Banyuwangi kota, Tegaldlimo, Srono, Kalibaru dan lainnya,” ucap Kholil saat ditemui TIMES Indonesia, Sabtu (24/6/2023).
Pemuda berstatus jomblo ini sering membuat postingan tentang dagangan ciloknya. Ada yang memamerkan banyaknya gadis-gadis cantik yang beli. Dialog dengan pembeli. Ada pula yang menjelaskan lokasi tempat mangkal jualan, yakni didepan pintu masuk Swalayan KDS Genteng, di Dusun Krajan, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng.
Dibalut dengan gaya dan aksen bahasa yang lucu nan gokil, membuat para netizen kepincut abis. Bahkan postingan dipelototi peselancar dunia maya sampai 737.100 kali. Jumlah viewer yang cukup mencengangkan bagi pelaku usaha kecil kelas lokal Banyuwangi.
Ahmad Kholil, saat membuat postingan digital marketing melalui akun mdia sosial Tiktok pribadinya, @Bakoel-Cilok. (Foto : Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Kholil bercerita, sebenarnya dia baru sebulan jualan cilok. Dia menggantikan sang ayah, Muhammad Shodiq, yang sudah mangkal diintu masuk Swalayan KDS Genteng sejak 2010 lalu.
“Saya kan generasi muda, teknologi sekarang juga sudah canggih, karena itu saya berfikir untuk memaksimalkan pemasaran cilok melalui media sosial Tiktok,” bebernya.
Kholil bercerita, kebanyakan, para pelanggan sengaja datang dari lintas daerah karena penasaran. Setelah melihat postingan Tiktok, mereka langsung berhasrat ingin mencicipi cita rasa cilok dagangannya.
Begitu merasakan sensasi cilok si Kholil, para pembeli malah jadi makin kepincut. Dan memang, menu cilok yang dia jajakan, mulai gorengan, tahu pentol dan cilok, keseluruhan memiliki rasa yang memikat. Terdapat rasa gurih kenyal yang khas. Penataan hingga penyajian pun cukup higienis.
“Dijamin enak cilok dagangan saya. Ini buatan sendiri, jadi ada resep rahasia warisan keluarga,” cetus Kholil sambil bercanda.
Bagi yang masih belum kesampaikan mencicipi cilok yang sedang viral di media sosial Tiktok Banyuwangi, bisa datang langsung ke pintu masuk Swalayan KDS Genteng. Kholil berjualan mulai pukul 15.30 WIB atau setengah empat sore sampai pukul 21.00 WIB.
Namun disarankan untuk membeli sebelum pukul 21.00 WIB. Karena hampir tiap hari cilok dagangan di Kholil sudah ludes terjual sebelumnya.
“Hari Kamis malam Jumat saya libur jualan, karena jadwal ngaji,” ungkap pemuda bujangan yang ternyata cukup religius ini.
Untuk keuntungan dari jualan cilok, pria kerempeng ini enggan menyebutkan.
“Yang jelas untung. Tapi yang utama semoga menjadi berkah dan bermanfaat,” tuturnya.
Kholil ini merupakan pelaku UMKM yang patut diacungi jempol empat. Sebagai pemuda lajang, dia tetap PeDe dan berdandan keren saat beraktivitas jualan cilok.
Dalam pemasaran pun dia telah menerapkan digital marketing melalui akun media sosial Tiktok pribadinya @Bakoel-Cilok. Jika pemerintah punya program UMKM Naik Kelas, Kholil ini merupakan salah satu wujud kongkrit pelaku UMKM Naik Kelas. Semoga makin viral dan dagangan ciloknya makin diburu pelanggan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Adblock test (Why?)
Viral Tiktok, Pedagang Cilok di Banyuwangi Diburu Pelanggan - TIMES Indonesia
Read More